fokusliputan.com_SIBOLGA
FITRI AGUS ZAI umur 20 tahun tenaga kerja Indonesia
asal Jalan Kenanga Atas Kelurahan Angin Nauli Kecamatan Sibolga Utara Kota
Sibolga anak dari pasangan suami istri EDISON ZAI dan MILIHATI DUHA yang di
penjara selama 10 bulan di Malaysia. Oleh petugas imigrasi bersama kepolisian
negara Malaysia, Agus dan kawan-kawan di RANTAI secara bersama-sama dan di
jebloskan dalam penjara Kajang, sebuah penjara besar di Kuala Lumpur Malaysia.
Berikut petikan kronologis kejadian yang disampaikan beliau kepada Wakil Rakyat DPRD Sibolga Bang Jamil Zeb Tumori.
Niat hati ingin mendapatkan pekerjaan dengan
memperoleh penghasilan yang memadai, Fitri Agus
Zai yang kerap dipanggil Agus sejak kecil oleh kedua orang tuanya
tertarik dan mau diajak bekerja di Malaysia oleh seseorang yang bernama
Joan/Coan/Johan yang bertempat tinggal di belakang Bank Mega Cabang Kota
Sibolga. Karena semangat agar bisa segera bekerja dan diiming-imingi gaji yang
lumayan besar, Agus pun memohon izin kepada kedua orang tuanya agar diizinkan
bekerja di Malaysia. Dengan dalih untuk mengurus segala dokumen yang dibutuhkan
agar bisa bekerja di Malaysia, Joan/Coan/Johan
meminta uang kepada kedua orang tua Agus.
Tetapi karena kondisi ekonomi yang serba pas-pasan
orang tua Agus tidak dapat memberikan jumlah uang yang diminta oleh
Joan/Coan/Johan, akhirnya disepakati setengah dari biaya Agus nantinya akan dibayar dengan memotong gaji Agus setiap
bulannya setelah bekerja di Malaysia. Penantian
Agus agar segera bekerja di Malaysia pun tiba, di pertengahan bulan Oktober
2016 Agus bersama rombongan berangkat dari Sibolga menuju Pelabuhan Belawan.
Ketika dipertanyakan mengenai kelengkapan administrasi keimigrasian,
Joan/Coan/Johan menjawab sudah beres. Dari pelabuhan Belawan Agus bersama
teman-temannya yang lain menuju Malaysia dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.
Tiba di Malaysia Agus dipekerjakan disebuah Restoran
di Kuala Lumpur, semangat yang mengebu-gebu dengan harapan memperoleh
penghasilan yang memadai dan bisa segera membantu kedua orang tuanya di
Sibolga, Agus pun bekerja dengan sebaik mungkin. Bulan pertama bekerja Agus
bekerja tanpa rasa was-was, fokus pada pekerjaan sesuai perintah majikan,
sebagaimana perjanjian sebelumnya kepada Joan/Coan/Johan gaji Agus pun dipotong
hampir setengah dari gajinya setiap bulan.
Memasuki bulan keenam suasana bekerja Agus mulai
mengalami perubahan, setiap ada yang berpakaian seragam memasuki restoran oleh
majikannya Agus bersama rekan-rekannya yang lain disuruh bersembunyi dulu
hingga petugas berseragam itu meninggalkan restoran. Agus mulai resah dan
bertanya-tanya dalam hati:”Kenapa setiap petugas datang ketempat dia bekerja
majikannya menyuruh mereka bersembunyi?”
Agus yang hanya sempat duduk di bangku Kelas 1 di
salah satu SMP di Kota Sibolga ini berpikir kalau hal yang demikian adalah hal
wajar-wajar saja, namanya juga bekerja di negeri orang. Bulan ketujuh demikian
hingga tiba nasib sial menimpa Agus bersama rekan-rekannya yang lain tepatnya
di bulan Agustus 2017 persis setelah 10 bulan setelah mereka bekerja direstoran
itu, Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak Agus bersama beberapa
pekerja lainnya yang berasal dari Indonesia di tangkap oleh petugas imigrasi
Malaysia karena tidak memiliki dokumen kelengkapan administrasi sebagai pekerja
asing di Malaysia.
Kesedihan pun
mulai menyelimuti hati dan pikiran Agus, penjara bukanlah menjadi
tujuannya datang ke Malaysia. Dalam hati Agus bergumam; “Tuhan...apa salahku,
kenapa kami harus di penjara seperti ini?” Hari pertama masuk penjara, Agus bersama
teman-temannya harus melalui tahap perkenalan dengan napi senior yang terlebih
dahulu di penjara di Kajang, mereka dipukuli dan wajib tunduk kepada para napi
senior di penjara itu.
Kabar Agus telah ditangkap dan di penjara di
Malaysia tidak diketahui oleh kedua orang tuanya di Sibolga, bulan kedua
setelah dipenjara orang tua Agus mulai bertanya-tanya karena tidak ada kabar
dari buah hati mereka di Malaysia, kegelisahan mulai menyelimuti kedua orang
tua Agus dan mulai mencari
Joan/Coan/Johan untuk mempertanyakan
kabar mengenai anak mereka.
Setelah berbulan – bulan akhirnya kabar mengenai
Agus pun sampai kepada orang tuanya di Sibolga, bagaikan disambar petir di
siang hari Ibundanya Agus meratapi nasib malang yang menimpa anaknya di
Malaysia. Hari – hari yang ia lalui serasa tak memiliki arti, langkahnya selalu
diiringi tangis dan tak henti – hentinya mulutnya komat kamit berdoa terus dan
terus kepada Tuhan yang ia percayai demi keselamatan anaknya Agus di Malaysia
sembari berupaya bagaimana Agus bisa keluar dari penjara dan kembali ke
Sibolga.
Akhirnya, Ibunda Agus pun mendatangi kediaman Jamil
Zeb Tumori. Disertai isak tangis dan deraian air mata, ia pun menceritakan
kabar mengenai anaknya Agus kepada Jamil Zeb Tumory dan memohon agar Jamil mau
membantu mereka menyelamatkan buah hatinya
yang dipenjara di Malaysia. Setelah mendengar penuturan dari ibundanya
Agus, Jamil pun memutar otak bagaimana menyelamatkan dan mengeluarkan Fitri
Agus dari penjara.
Agus mengatakan ucapan terimakasih atas segala bantuannya Pak Jamil, kalau bukan karena bantuan Bapak entah bagaimana nasib saya di Malaysia
itu.
Jamil Zeb Tumory dengan segala keterbatasan berupaya
menghubungi semua instansi terkait dan mencari keberadaan Agus di Malaysia.
Setelah keberadaan Agus diketahui upaya mengeluarkan dari penjara dan
memulangkan Agus kembali ke Indonesia penuh dengan liku – liku karena rumitnya
alur birokrasi di Malaysia.
Tuhan masih berkenan, akhirnya segala daya upaya
mengeluarkan dari penjara dan memulangkan Fitri Agus Zai kembali ke Indonesia
membuah hasil. Bulan Maret 2018 Agus pun dikeluarkan dari penjara dan
dipulangkan kembali ke Indonesia. Awal April 2018 FITRI AGUS ZAI tiba di
Sibolga dan kembali kepangkuan kedua orang tuanya di Jalan Kenanga Atas
Kelurahan Angin Nauli, walau penuh haru dan tekanan physicologi Agus masih bisa
tersenyum di dalam peluk kedua orang tua dan keluarga tercintanya.
Kepada FOKUS LIPUTAN, Bang Jamil didampingi rekan-rekan TIM
YELLOW FAMILY 4G Warisuni Warisi, Razoki Hutagalung menuturkan Hari ini, 17 September 2018, Jami Zeb
Tumory bersama rekan-rekan secara khusus mendatangi kediaman FITRI AGUS ZAI
bersama kedua orang tuanya, untuk bertemu dalam suasana syukur. Dan tanpa disadari
olehnya Agus pun berkata dengan mata berkaca-kaca kepada Jamil Zeb Tumory;
“Terimakasih atas segala bantuannya Pak Jamil, kalau bukan karena bantuan Bapak
entah bagaimana nasib saya di Malaysia, ini yang pertama dan yang terakhir dan
kiranya segala bantuan dari Bapak, Tuhan yang membalas berkat-Nya berlipat ganda
kepada Bapak dan Keluarga.
Link List