fokusliputan.com_Sibolga
Diinformasikan, di salah satu sekolah Kota Sibolga
Sumatera Utara menjadi perhatian serius. Tak ada yang disalahkan dalam hal ini.
Pemakaian Lem Kambing, yang sering mempengaruhi para pelajar remaja”,
diharapkan pengawasan pembinaan diperketat dari semua masyarakat.
Dalam postingan media sosial Wakil DPRD Kota Sibolga
Jamil Zeb Tumori,SH,MAP https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1715963271881322&set=pcb.1715963421881307&type=3&theater menyebutkan
Pagi ini saya dicegat salah seorang masyarakat jalan Walet " (22/07/2019).
Tolong Selamatkan Generasi Penerus , setiap pagi dan siang saya melihat mereka
berada di kaki bukit SMP negri itu di saat jam belajar sedang berlangsung,
lantas tanpa fikir panjang saya bergegas menuju lokasi itu. Benar saja saya
melihat puluhan Siswa lagi gumpul Bolos dan berhamburan ketika melihat saya datang...saya
kejar lari ke Gunung dan Parit sekolah SMP Negri tapi yg membuat saya TERKEJUT
justru Puluhan Plastik Lem Kambing bertaburan di beberapa Lokasi tempat anak2
Pelajar ini sering ngumpul. LEM KAMBING AKAN MENGHANCURKAN PELAJAR ITU ...!
Komitmen Sekolah di Butuhkan bersama orang tua siswa SMP N # SATPOL PP DI
MINTA HADIR. @ Kota Sibolga. Bolos dan Lem Kambing temuan saya pagi ini tentu
permasalahan ini bukan hanya tanggung Jawab Sekolah tapi tanggung Jawab org tua
dan perhatian kita bersama.# Saatnya kita Peduli....! #
Selamatkan Generasi Penerus...!!
Wakil Ketua DPRD
Kota Sibolga Jamil Zeb Tumori,SH,MAP (23/07/2019) mengatakan DPRD mendorong
pihak sekolah agar dilakukan pengawasan ketat, Belum ada Perda,
usulan ini harus ke pemerintahan. Menyangkut efek jera , sudah dinasehati
,malah tidak berubah, “Jamil menanggapi lebih baik dipecat dikeluarkan dari
sekolah, yang dikhawatirkan memberikan dampak buruk (etika) dari teman
sekolahnya.
Dalam waktu bersamaan, Kabag Pemerintahan Kota
Sibolga Agus Saleh saat dihubungi fokusliputan.com melalui seluler menanggapi ; sudah
dikasi peringatan berkali-kali , toh juga tidak berubah, lakukan pembinaan rehap
khusus, pembinaan mental kurikulum lain.
Lanjutnya, semua sudah ada penanganannya, baik dari
Komite Komite, lembaga khusus, pihak orangtua, dan intensif
pengawasan guru terhadap murid siswa.
"Bahwa pihak sekolah telah melakukan pembinaan dan
memberikan peringatan namun tidak berubah sehingga perlu peran
orang tua dan pihak komite sekolah untuk lebih intensif dalam melakukan
pengawasan kepada anak anak, jika tidak juga berubah maka perlu di desain
kurikulum pembinaan mental khusus siswa tersebut dalam upaya rehabilitasi/pemantauan dan perkembangan
aktivitas siswa yang kesemuanya harus disepakati dengan orang tua melalui Komite Sekolah. Daripada anak tersebut dikeluarkan atau
diberhentikan dari sekolah yang akan menghambat pendidikan anak tersebut."ujar Agus Saleh menambahkan
Disamping itu, Iptu R.Sormin,SAg saat dikonfirmasi
menuturkan upaya kita ya memberi pembinaan, menghimbau Sekolah. “Kita Selalu
memberikan penyuluhan pembinaan ke sekolah.
fokusliputan.com
Link List