JAMIL 'Normalisasi Produktifitas Ikan, DKP harus Mengambil Arus Langkah Kongkrit

fokusliputan.com_SIBOLGA

Dulu, Kota Sibolga primadonanya Ikan basah ataupun ikan kering. Seiring penurunan produktifitas komoditi Ikan menurun ditambah lagi adanya peraturan yang 'memberatkan' nelayan untuk melaut semakin memperparah kondisi ekonomi Kota Sibolga karena penopangnya sudah jelas didominasi dari pendapatan nelayan yang merupakan bagian besar mata pencarian masyarakat Kota Sibolga. 


Dulu, sangkin membanjirnya Ikan-Nama Kota Sibolga tersohor sampai kepenjuru negeri. Namun saat ini, kita malah mendatangkan ikan dari belawan! Hal ini saya dapati ketika berdiskusi dengan para nelayan. 

Dalam dialog serius santai kami di kedai dekat tangkahan itu, mereka mengeluhkan hasil tangkapan yang begitu minim dan yang paling rumit adalah sulitnya pengurusan izin kapal diatas 5 GT. Hal tersebut merupakan kewenangan perizinan dari Provinsi Sumatera Utara. 


Jika kondisi ini tidak disigapi segera, maka perekonomian Kota Sibolga dipastikan kian melesu. Jelas, jika ingin kembali menggeliat maka sektor perikanan harus difokuskan. Bagaimana caranya agar kita bisa mengembalikan kejayaan perikanan di masa lalu, ini yang harus kita pikirkan sembari berdoa. 

Saya sudah sering mengangkat pembahasan ini secara langsung maupun termuat di media bahwa cetak dan online menujukan persoalan ini kepada Dinas Perikanan dan Kelautan untuk diseriusi. Beberapa langkah solusi yang diusahakan sampai saat ini nihil hasil. 

Maka, untuk menindak lanjuti perkara urusan izin kapal menangkap ikan 5 GT ini, Dinas Perikanan Kota Sibolga mesti mengambil langkah kongkrit munuju Kota Medan mengunjungi Gubernur Sumatera Utara!