Bhabinkamtibmas Polres Sibolga, Kelas Anak Indonesia Untuk Pendidikan dan Kreatifitas.

fokusliputan.com_SIBOLGA


Saat ini berusaha untuk memberikan edukasi kepada anak-anak Indonesia agar mau menjaga kebersihan dilingkungan mereka dari sampah, terutama sampah plastik. Sampah plastik saat ini sudah menjadi ancaman bagi lingkungan. Sungai dan Pantai merupakan tempat masyarakat membuang sampah plastik sehingga ekosistem menjadi rusak. Mari kita mulai menjaga lingkungan dari sampah plastik dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Untuk itu, Kelas Anak Indonesia menjadi tempat belajar Komputer dan Bahasa Inggris Gratis bagi anak-anak kurang mampu. (16/7/2018)


Selepas zuhur Pak Hadi akhirnya muncul di depan rumah datang menjemput, janji pergi sudah diucapkan dua jam sebelumnya, melakukan kunjungan ke pemukiman nelayan di Kelurahan Pasar Sorkam, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, yang letaknya dekat dengan Pantai Binasi, salah satu destinasi wisata andalan di kabupaten ini.

Kunjungan kali ini bukan sekedar jalan-jalan saja, tetapi untuk mencoba memulai kegiatan belajar di luar jam sekolah khususnya pengenalan komputer bagi anak-anak nelayan. Kegiatan yang sudah dijalankan pak hadi di Kota Sibolga sejak dua tahun lebih terakhir ini di mana anak-anak kurang mampu yang menjadi peserta didiknya. 


Dalam perjalanannya, kegiatan yang diberi nama Kelas Anak Indonesia ini mendapat apresiasi dari pribadi-pribadi yang perduli akan pendidikan generasi penerus bangsa. Diawali dengan dua laptop kini sudah ada sembilan laptop,  yang berasal dari bantuan perorangan maupun organisasi,  yang dipakai untuk kegiatan ini.

Di Kota Sibolga sendiri, kegiatan les ini masih menumpang di salahsatu ruangan di polres, dukungan Kapolres sangat diapresiasi yakni memberikan ijin dalam rangka tugas polisi yang juga dituntut mengayomi masyarakat kota sibolga.

Ke depan impian pak Hadi adalah memiliki gedung sendiri untuk mengembangkan Kelas Anak Indonesia ini, yang bertujuan memajukan pendidikan dan kreatifitas anak-anak yang orang tuanya kurang mampu secara ekonomi.


Pemandangan yang memanjakan mata menuju Sorkam sesekali memaksa perjalanan dihentikan untuk mengabadikannya. Hamparan sawah yang sebentar lagi siap dipanen menyiratkan betapa suburnya negeri kita, tapi aliran sungai yang agak keruh menunjukkan bahwa sudah ada kerusakan alam di hulunya. 

Kabupaten Tapanuli Tengah tak salah mempunyai slogan negeri sejuta pesona, banyak potensi wisata di sini baik di darat maupun di laut serta pulau-pulaunya. Walaupun masih perlu banyak yang dibenahi, baik sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana pendukung kegiatan pariwisata, yang seharusnya menjadi salah satu sumber penghasilan utama masyarakat.


Tak terasa perjalanan berjarak kurang lebih 35 km menuju rumah ketua kelompok konservasi penyu, bang Budi Sikumbang, tiba. Ternyata banyak anak-anak yang sudah menunggu sejak zuhur tadi, tanpa banyak basa-basi pak Hadi meminta anak-anak membantunya mengambil laptop di mobil hanya beralaskan tikar, kelas komputer dimulai di beranda rumah yg sederhana. 

Meski pelajaran komputer sudah dikenalkan di tingkat sekolah dasar, anak-anak yang hadir masih kaku saat menggunakan laptop yang di depan mereka, pak Hadi memulai dengan mengenalkan nama perangkat-perangkat keras laptop dan menyuruh memasang sendiri perlengkapannya. 

Anak-anak kemudian diminta menghidupkan komputernya dilanjutkan dengan cara pengoperasian dasar, betapa senangnya mereka saat membaca ketikan nama mereka di layar saat mencoba program tulisan di laptop.

Waktu yang menjadi pembatas pertemuan pertama ini. Perjalanan harus ditempuh kurang lebih 60 menit dari Sorkam ke Sibolga memaksa kami harus mengakhiri kegiatan. Nampak semangat dan keinginan yang tinggi dari anak-anak untuk segera bertemu lagi. 

Kami hanya bisa menjanjikan bulan depan akan datang lagi. Berharap ada jalan keluar lain, misalnya ada pihak-pihak di wilayah itu sendiri yang meniru apa yang kami lakukan. Rasa kepedulian dan kesukarelawanan diharap muncul dari masyarakat sendiri. 

Banyak putra daerah Tapanuli Tengah yang berhasil di perantauan. Semoga akan mengetuk hati mereka untuk lebih membangun kampung halaman. Agar kegiatan ini lebih kontinu dilakukan dan berdampak luas kepada anak-anak nelayan yang banyak memiliki keterbatasan.

Hujan yang mulai turun pelan-pelan menemani perjalanan pulang saya bersama si mister policeman, Hadi Sitanggang,  dengan  sama-sama berharap agar kegiatan ini terus dapat dilakukan. Karena bukan hanya kemampuan komputer yang perlu ditanamkan, tetapi juga pembentukan karakter dan budi luhur anak-anak. 

Kepedulian terhadap lingkungan dan sampah adalah juga merupakan sikap yang ingin ditumbuhkan di diri mereka. Salah satu caranya adalah memberlakukan sistem pembayaran uang les dengan sampah plastik nantinya. Diharapkan ini menjadi sarana edukasi bagi anak-anak untuk mulai belajar memilah sampah dan membiasakan diri menjaga kebersihan lingkungannya.

Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kami menjalankan apa-apa yang kami lakukan dan rencanakan.