Pasar Dewa Sakti Sibolga Tak Terawat

fokusliputan.com_SIBOLGA

Meskipun pasar tradisionil Dewa Sakti Sibolga telah diresmikan oleh pemerintah kota sibolga Jalan KH Ahmad Dahlan pada 28 April 2015 sekaligus penyerahan kartu BPJS kesehatan tambahan kepada warga penerima yang masuk program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Tahun 2017, amatan Fokus Liputan, kondisi Pasar sangat semrawut, tidak terawat dan penghuni kiosnya banyak yang tutup. Diduga, biaya yang dibebankan untuk pembangunan kios ini, tidak memiliki arti bagi pedagang, terlebih sepi pengunjung.

Sebelum pembangunan pasar ini diresmikan pihak walikota, sempat terjadi keributan warga terutama para ibu-ibu nyaris bentrok dengan satpol PP beberapa tahun silam (03 Oktober 2012 lalu),karena pengakuan warga disana, mereka tidak pernah diajak untuk bermusyawarah.

Saat itu, kepala bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Perindagkop) dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga, Budianto Siambaton mengatakan, jumlah kios di pasar Dewa Sakti Sibolga yang akan diresmikan sedikitnya 84 unit. Dibangun akhir tahun 2012 lalu dan baru dapat diresmikan pada 28 April 2015 mendatang.  “Saat ini, sudah 70 kios  yang diisi pedagang, sedangkan sisanya belum, karena pedagang yang akan menempatinya belum mau berpindah dengan alasan ukuran kios terlalu kecil, sedangkan dagangan mereka katanya banyak,” ungkap Budianto kepada wartawan, kamis (23/4) kemarin.
Keluh kesah warga saat itu menuturkan bahwa kawasan ini bukan onan pasar, ini Jalan Rasak Arah Laut. Pak lurah telah memalsukan tandatangan warga disini untuk kepentingan pribadinya, jadi pindahkan saja pasar ini ke rumah lurah,” teriak puluhan ibu-ibu tersebut. Warga juga mengatakan, mereka adalah penghuni lokasi tersebut sejak puluhan tahun, bahkan ada yang ratusan tahun lalu. Mereka bukan sebagai penggarap tanah orang hingga diperlakukan seperti itu. “Pak camat,, pak lurah,, baru seminggu kami merasakan hidup, setelah mati selama 26 tahun. Jangan kami dibunuh lagi dengan membangun pasar ini dipemukiman kami, pikirkan rakyatmu yang jelata ini, yang selalu membayar pajak ini,” keluh warga.
Pembangunan Pasar Dewa Sakti telah selesai, pembangunan berjumlah 84 kios. Pembangunannya sendiri menggunakan dana APBD Sibolga. “Pembangunan kios tersebut ditangani langsung oleh Dinas PU Sibolga, mulai dari perencanaan pembangunan hingga pekerjaan pembangunannya. Dan saat ini sudah selesai 100 persen dan pembangunan pasar tersebut berlangsung selama kurang lebih 3 tahun.
Saat beroperasi nanti, para pedagang dan pembeli akan merasa nyaman untuk datang,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) yang saat itu dijabat oleh Ichwan , Sabtu (25/1/2014). “Pasar tradisional Dewa Sakti akan menjual barang barang kebutuhan sehari-hari, seperti sembako, barang pecah belah dan lainnya. Pokoknya seperti pasar-pasar yang lain.

Informasi yang diterima  Fokus Liputan, warga sekitar lokasi mengatakan “kami disini  bayar pajak dengan cara menyewa pertahunnya, uang sewanya kita setor ke Disperindag Sibolga, nanti pihak Disperindag memberikan surat kepada kita, kalau kita sudah menempatinya” .

Sangat unik. Seorang pedagang klontong nasi dan gorengan di pasar dewa sakti ini terlihat spesial. Bukannya menempati kios, yang disediakan Pemko Sibolga, malah berjualan didepan pintu masuk dan menutupi tulisan Pasar Dewa Sakti, dengan memasang tenda.

“iya, saya diizinkan disini jualan didepan. Saya bayar kok. Sayakan sudah lebih puluhan tahun disini jualan. Kalau kios ku ada nya disitu, kututup , tetapi tetap kubayar. Jualan disini ganti  bayarannya kios ku itu. Sama juganya seperti di pasar tradisional pasar nauli Sibolga (jln patuan anggi sibolga-red). Kiosnya didalam, tetapi dia jualan  diluar., ujar kakak penjual klontong.

Apa pedagang yang lain tidak sakit hati melihat temannya jualan didepan, “Yang kuminta nya ini, dari dinas disperindag, tapi melalui anggota Dewan-lah yang kita kenal, makanya dikasi saya disini jualan didepan, bebernya.