SMP N 1 PANDAN MULAI TERTATA DENGAN BAIK, Prestasi Siswa Punya Penemuan Baru

fokusliputan.com_TAPANULI TENGAH

Banyaknya tudingan kepada pihak Sekolah SMPN 1 Pandan Tapanuli Tengah (Tapteng) yang menduga kinerja beberapa Guru dan kepemimpinan Kepala Sekolah dinilai buruk oleh segelintir orang yang ingin menjatuhkan. Terlebih bangunan sekolah dalam tahap pembangunan yang dinilai dana fiktip. Pihak Sekolah memberikan waktunya untuk diwawancarai, Sibolga Tapanuli Tengah  (online-fokus liputan.blogspot.com 9/9/2017)


Awal September 2017, pembangunan dan rehabilitasi penimbunan tanah pada sekolah SMPN 1 Pandan kabupaten Tapanuli Tengah dinilai sudah mulai rampung, namun masih ada pembenahan selanjutnya (pemolesan-red). Dari amatan fokus liputan, kondisi sekolah sudah mulai stabil, dan proses belajar mengajar sudah semakin membaik.  Beberapa Guru staf pengajar mengatakan kalau menerbitkan tentang informasi sekolah,  janganlah selalu yang buruk diterbitkan, tetapi pembangunan kwalitas kuantitas pendidikan perlu disebarkan kepada masyarakat.

Adapun petikan wawancara Fokus Liputan bersama Kepala Sekolah SMP N 1 Pandan dalam membangun sistematika dunia Pendidikan di Pemkab Tapteng bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak masyarakat, pentingnya pendidikan dan Sarana prasarana fasilitas sekolah harus memadai dengan metode pendekatan dan komunikasi antara guru pengajar, siswa, orangtua siswa harus dijalin sebaik mungkin. 

Pihak sekolah mengatakan adapun kendala sebelumnya apabila musim hujan, halaman sekolah, ruangan belajar banjir, bangunan struktur sekolah seperti seng, bangku meja belajar layak diperhatikan, ruangan kondisi belajar mengajar serta saluran air, sanitasi perlu diperbaiki.

Tak hanya itu, pihak sekolah menjelaskan adapun struktur pengerjaan pemerintah kabupaten tapanuli Tengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Nama Kegiatan Penimbunan halaman SMPN 1 Pandan Kecamatan Pandan, Pelaksananya CV. Pilar Rizky, Nilai Kontrak  Rp.194.000.000, tahun Anggaran 2017 Sumber Pendanaan APBD dan waktu pelaksanaannya sekitar 150 hari (seratus lima puluh) hari kelender. 


Dari penjelasan pihak sekolah, beberapa staf guru SMPN 1 Pandan Nurlinda,SPd menuturkan bahwa sekolah kita memang berdaya saing, yakni beberapa prestasi sudah kita capai, seperti prestasi kementerian keuangan RI Piagam Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada SMP Negeri 1 Pandan “Anak Muda Ngerti pajak”oleh Kepala KP2KP Pandan Jon Amin Zebua tertanggal 11 Oktober 2016. Dan, piala Bergilir dalam rangka HUT SMP Al-Muslimin Pandan oleh H.Panusunan Pasaribu, prestasi Juara II Gerak Jalan Beregu (SMP) HUT RI Ke-60 2005 Kab.Tap-Tengah, Prestasi Juara III Pada Lomba Renang Tingkat SMP Dinas Pendidikan 2015, Prestasi Juara II, Prestasi Lomba Pakaian Adat Daerah Putri Dinas Pariwisata Budaya DISPARBUD 2014 Sertifikat NPSN, Prestasi Juara II Pertandingan Futsal Antar Pelajar 2015 oleh Plt Bupati Tapteng Sukran Jamilan Tanjung, Prestasi Juara I Event mata pelajaran Matematika, IPS, dan IPA Sibolga Tapteng, serta kredibilitas Guru Pengajar Nilai UKG nya memuaskan tingkat propinsi, dan sebagainya.


 Kepala Sekolah SMPN 1 Pandan Herry Batubara menjelaskan dalam petikan wawancara diruang kerjanya , beliau menuturkan prestasi yang kita capai itu terbagi dua, ada akademik dan non akademik. Prestasi akademik kita juga menonjol seperti kemarin ada event di Sibolga Tapanuli Tengah untuk tiga mata pelajaran , mata pelajaran matematika, IPS, dan IPA, itu kita semua juara I (satu), dan itu juga disaksikan langsung oleh bupati dulu Pak Tambunan, Panusunan Pasaribu dan Kepala Dinas Pendidikan.

        Disamping itu, kita memperoleh juara II penelitian dan cipta cerpen meraih juara II Sumatera Utara. Tapi, ada juga guru staf pengajar kita yang nilai UKG nya bagus sampai struktur propinsi, dan menyangkut medali kita berikan kepada si anak.         Dapat kami sampaikan, kelebihan sekolah kita satu-satunya rujukan di tingkat nasional kabupaten Tapteng menurut Direktorat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Media pembelajaran kita menggunakan fasilitas internet wifi bebas, lab komputer, sanitasi seperti kamar mandi, sistem penilaian kita berbasis komputer, perpustakaan untuk literasi minat baca, pengembangan ekstrakulikuler. Jadi, karena prestasi yang kita raih itu, minat anak-anak bersekolah disini semakin meningkat. Guru pengajar sekitar 38 orang, non PNS ada 12 orang, dan menyangkut semua akan kita perbaiki, ya bersabar-sabarlah.

         Kalau kendala selama ini sudah hampir berlangsung 4 tahun, kalau sudah hujan, air semuanya masuk keruangan. Kebetulan, pihak kementrian dibantu pemberitaan pers / elemen masyarakat yang sudah mempublikasikan pentingnya pendidikan. Pihak kementrian memberikan bantuan kepada kita, bantuan perpanjangan Australia kepada Indonesia. Makanya, kita membangun memblok semua areal kerja supaya anak – anak tidak bisa masuk di lingkungan kerja.

        Ini sudah jelas berpengaruh disaat proses belajar mengajar. Dengan adanya proses ini, otomatis jumlah ruangan menjadi berkurang, rencana kita kedepan pakai sip , ada yang masuk pagi , dan terpaksa ada siswa yang belajar masuk sore.                Bagaimana kalau ada sisa dana usai renovasi, Herri Batubara menjelaskan sebelumnya kita berterima-kasih kepada Dinas Pendidikan Pemkab Tapteng, dan pihak kementerian yang sudah memberikan bantuan. Ini sumber dananya dari APBN , model pengerjaannya dengan partisipasi masyarakat dengan pembentukan Tim Pembangunan Renovasi Sekolah (TPRS-red). 

           Kalau dananya lebih ? Sesuai jugdis, apabila ada dana lebih, bisa kita agendakan ke program yang lain, yang pastinya kita minta persetujuan kementerian, apabila kementerian menyetujui itu, maka bisa kita laksanakan dan kita harus dapat mempertanggungjawabkan dengan bank sistem simpony secara on-line baik tunai dan non tunai. Kalau dananya bersisa, bisa dialihkan sepanjang panitia mengajukan perubahan pemamfaatan dana kembali yang tersisa, kalau disetujui baru kita kerjakan.        


    Ya , saya akui keluh kesah yang selama ini kita hadapi terlebih kepada murid siswa kita. Langkah kita pertama, kepada orangtua dulu, sebelum siswa masuk kesekolah, kita lakukan dulu sosialisasi peraturan sekolah kepada orangtua. Namanya anak-anak pasti selalu ada masalah, dan ada juga orangtua yang positif, yang salah pengertian, mungkin informasi si-anak kepada orangtuanya salah. Itulah yang kita luruskan, dengan memanggil orangtua kesekolah, wali kelasnya pembina sianak, pembinaan pendidikan karakter dalam arti kata kita punya kontak langsung dengan anak-anak.            


Dapat kita jelaskan tidak ada pungutan, semua diurus (dikendalikan) pihak Komite Sekolah dengan cara sosialisasi kepada orangtua siswa. Nah, kalau memang ada tudingan-tudingan miring seperti LKS (Lembar Kerja Siswa), sekarang tidak ada lagi, untuk meminimalisir pungutan yang tidak jelas itu, untuk kegiatan belajar siswa, kita membuat pekerjaan pekerjaan rumah (PR) yang dibuat gurunya masing masing, ya evaluasi belajar saja.

            Pihak kementerian akan melaksanakan survey peninjauan kesekolah. Pihak survey terlebih dahulu melapor ke-dinas pendidikan (Disdik), dinyatakan kita mendapat program ini. Jadi, sifatnya koordinasi. Kita juga melaksanakan kegiatan ini tidak terlepas dari semua pihak. Contohnya, pihak sekolah melapor ke dinas pendidikan, lalu diproses, apabila finalisasi program kerja selesai, maka kita harus melapor ke aset, baru ke dinas pendidikan.

           Menyangkut disiplin, khusus berstatus PNS Pegawai Negeri Sipil itu ada aturan-nya yang jelas, semua sudah punya tugas pokok masing masing, ya dilakukan peraturan yang ada “penilaian kinerja guru”. Jadi, kita bersyukur untuk sekolah kita ini belum ada, masih mempertahankan mutu pendidikan. Kalau non PNS juga wajib kita tekankan budaya mutu pendidikannya “ kredibilitas dan etos kerja”. Disamping itu,  salah satu Guru IPA Kelas 7,8,9 SMPN 1 Pandan Agusmanto Hutabarat mengatakan kepada fokus liputan , membenarkan adanya informasi bahwa ada murid / siswa  kita melakukan penemuan penelitian dan layak untuk dipublikasikan, bahwa sekolah kita mengutamakan prestasi kedisplinan ilmu pengetahuan.***